12.02.2011

Atomic Emission Spectroscopy

     Atomic Emission Spectroscopy (AES) adalah teknik spektroskopi yang memanfaatkan  panjang gelombang foton yang dipancarkan oleh atom selama masa transisinya dari fase eksitasi menuju ground state. Pada AES, eksitasi terhadap sampel tidak dilakukan dengan melakukan penyorotan. Sampel diberi energi tinggi, dalam lingkungan termal, agar menghasilkan atom tereksitasi yang dapat mengemisi cahaya. Sumber energi dapat berupa electric arc, flame, dan plasma. Spektrum emisi dari unsur yang terkena energi tinggi terdiri dari kumpulan panjang gelombang emisi yang diizinkan, biasanya disebut garis emisi karena panjang gelombang emisinya bersifat diskrit.
    Spektrum emisi ini merupakan karakteristik untuk identifikasi kualitatif unsur. AES dengan electrical arc banyak digunakan pada analisa kualitatif. Untuk analisa kuantitatif, yang dihitung adalah intensitas dari emisi cahaya pada panjang gelombang unsur teramati. Intensitas emisi pada panjang gelombang tersebut meningkat dengan bertambahnya nomor atom unsur yang diamati. Untuk analisa kuantitatif dapat menggunakan AES dengan flame photometry.   
    Semua atom dalam sampel tereksitasi secara simultan atau bersamaan maka atom-atom tersebut dapat dideteksi bersama menggunakan polychromator dengan beberapa detektor. Kemampuan untuk mendeteksi secara bersamaan beberapa atom ini merupakan kelebihan utama AES dibanding AAS. AES kurang akurat dan memiliki ketelitian rendah untuk analisa kuantitatif. Hal ini berhubungan dengan kondisi atom tereksitasi yang tidak berelaksasi pada saat bersamaan.
     Analisa kuantitatif dari AES digunakan dengan melihat tinggi plot (kurva) dari spektrum. Semakin tinggi berarti semakin besar konsentrasinya. Untuk perhitungan dilakukan permbandingan terhadap suatu faktor pembanding dengan komposisi diketahui.

     Berikut gambaran mengenai prinsip dasar instrumentasi dari Atomic Absorption Spectroscopy dan Atomic Emission Spectroscopy.
 

Copyright © 2013 Materials Today | PSD Design by ©lollasta